Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan sikapnya terhadap tayangan-tayangan televisi dan infotainment yang mengandung gosip atau ghibah. "Kami sudah mengeluarkan fatwa haram itu sudah lama, namun ternyata pihak media-media terus melakukannya. Jelas dalam hal ini pemerintah harus tegas dan melarang," tutur KH Ma'ruf Amin, Ketua MUI dalam perbincangan dengan Republika di Jakarta, pekan lalu..

Tayangan-tayangan infotainment yang mengandung gosip, kata dia, senantiasa menyebarkan aib seseorang dan rumah tangga seseorang. Perbuatan seperti ini, dinilainya, sebagai ghibah dan haram hukumnya. "Namun apalah daya kami. MUI hanya sebatas mengeluarkan fatwa. Pemerintah yang dituntut mengambil peranan di sini. pemerintah harus tegas," kata dia.

Diakui Kiai Ma'ruf bahwa MUI juga sudah berulangkali melakukan pertemuan dengan sejumlah media televisi untuk menyampaikan sikap itu. Namun, menurut dia, ternyata imbauan MUI sama sekali tidak diperhatikan. Red/RG dari Republika -- http://www.kpi.go.id/?etats=detail&nid=1587 Senin, 28 Desember 2009
Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan MUI Minta Pemerintah Tegas Larang Siaran Gosip.



KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sambutan dalam acara Perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional 2009 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (27/12) malam. Perayaan Natal tahun ini mengambil tema Tuhan Itu Baik kepada Semua Orang.

Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan agar bangsa Indonesia menjauhkan sikap dan perilaku yang bertentangan dengan ajaran universal agama-agama yang pada hakikatnya menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, dan kebertanggungjawaban.

"Bersama-sama mari kita serukan penolakan terhadap fitnah, berita-berita bohong, dan perilaku kasar yang melampaui kepatutan," ujar Presiden Yudhoyono dalam pidato pada Perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (27/12).

Hadir dalam acara itu antara lain Ny Ani Yudhoyono, Wakil Presiden dan Nyonya Herawati Boediono, para menteri kabinet, pejabat tinggi pemerintah dan negara, serta para pemimpin Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

Sebelumnya, Presiden menyebutkan sejumlah fenomena sosial dan politik yang muncul akhir-akhir ini, antara lain tabiat dan perilaku baru yang didasarkan pada fitnah, berita-berita bohong dan tidak berdasarkan fakta dan kebenaran.

"Di sejumlah tempat di Tanah Air juga muncul perilaku kasar dan bernuansa kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah elemen masyarakat dalam mengekspresikan hak dan kebebasannya. Apa yang saya prihatinkan adalah semua tabiat itu telah melampaui batas kepatutan yang tidak dapat diterima dasar-dasar moral, etika, dan budi pekerti yang semuanya menjadi ajaran utama semua agama.

Menurut Presiden, apabila hal negatif itu terus berkembang, kehidupan masyarakat jadi tidak tenteram, bangsa penuh konflik dan kegaduhan.

Presiden juga menyatakan, Indonesia patut bersyukur karena seperti tahun-tahun sebelumnya perayaan Natal tahun ini berlangsung tenang, tenteram, dan damai. "Jelas suasana ini hasil kerja keras kita bersama selama ini. Ini harus dapat kita pertahankan dan kita tingkatkan. Ke depan kegiatan dan perayaan agama apa pun harus berlangsung dalam suasana seperti ini," ujar Presiden.

Presiden juga menyampaikan terima kasih kepada mereka yang semakin peduli pada kelestarian lingkungan, mencegah berlangsungnya pemanasan global dan perubahan iklim.

Ia menekankan, krisis lingkungan ini sesungguhnya menjadi krisis global yang paling mencemaskan. Ia menghargai gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon, efisiensi penggunaan bahan bakar dan energi, pengelolaan limbah, dan penyelamatan hutan dan air.

Presiden menyerukan pula agar setiap tahun Indonesia bisa menanam 1 miliar pohon. (DAY) - http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/28/02452760/presiden.serukan.tolak.fitnah.dan.berita.bohong.

Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan Presiden Serukan Tolak Fitnah dan Berita Bohong.

Izinkan Luna Jadi Manusia

Posted on 21.38 by putu



KOMPAS/PRIYOMBODO

Budi Suwarna

Mari sejenak membayangkan Luna Maya kecil dengan kaki berlepotan lumpur karena sering main di sawah. Mari bayangkan Luna mengejar layang-layang di sebuah kampung di Bali.

Kita memang hanya bisa membayangkan karena jika Luna sekarang masih main lumpur atau mengejar layang-layang, barangkali hal itu akan menjadi berita besar. Maklum, Luna bukan lagi bocah kampung, melainkan artis yang pada pengujung tahun 2009 ini paling banyak diperbincangkan orang.

Sebagai artis terkenal, apa pun yang menyangkut hidupnyaâ€"meski remeh-temehâ€"bisa jadi berita. "Sampai-sampai orang ingin tahu baju dalam saya bagaimana. Heran deh, apa pentingnya," kata Luna ketika ditemui seusai acara musik Dahsyat di Studio RCTI, Jakarta, Kamis (24/12).

Bagaimana rasanya jadi sorotan? Luna mendesahkan napas. "Kadang saya merasa bukan lagi manusia, melainkan robot yang terus-terusan melayani keingintahuan publik," ujarnya.

Gadis kelahiran Bali, 26 Agustus 1983, itu mengaku sadar, ketika dia terjun ke dunia hiburan, kehidupan pribadinya bakal terusik. Namun, dia tidak menyangka seluruh aspek hidupnya akan diobok-obok dan jadi tontonan orang. "Terus terang, saya risi."

Luna merasa jadi komoditas?

"Ya, saya tidak ada bedanya dengan handphone di pertokoan Roxy," jawab Luna tanpa menutupi kegundahannya.

Belakangan ini Luna memang sedang gundah. Meski demikian, dia tetap cantik. Pipinya merona merah dan matanya bercahaya. Rambut lurusnya digerai begitu saja dan melambai-lambai tertiup angin yang keluar dari penyejuk ruangan di Studio RCTI.

Jadi, Luna ingin bagaimana?

"Saya ingin diperlakukan seperti manusia biasa yang punya rasa dan hak individu. Saya ingin bebas melakukan sesuatu tanpa takut jadi sorotan orang. Saya juga ingin bisa berbagi," kata Luna yang tahun lalu bersama teman-temannya mendirikan Yayasan Syair untuk Sahabat.

Yayasan yang didedikasikan untuk ODHA (orang dengan HIV/AIDS) itu barangkali adalah sedikit ruang bagi Luna untuk menjauh barang sebentar dari dunia hiburan yang ingar-bingar, gemerlap, dan sarat intrik.

Sandiwara

Luna termasuk artis laris Tanah Air. Wajahnya hampir setiap hari muncul di acara musik, sinetron, video klip, gosip, hingga iklan. Padahal, dia mengaku tidak sengaja tercemplung ke dunia hiburan.

Pemicu awalnya adalah ketika wajah Luna terpilih sebagai pemenang ketiga cover girl majalah remaja tahun 1999. Saat itu ia masih kelas II SMP Swastiastu, Denpasar, Bali. "Saya ikut pun karena desakan teman-teman," kenangnya.

Setelah lulus SMA, dia nekat hijrah sendirian dari Bali ke Jakarta dan bergabung dengan Look Model Inc. Dari sinilah dia mulai menjejaki dunia hiburan. Dia tampil sebagai model iklan dan video klip, kemudian main film, main sinetron, jadi Bintang Lux, presenter, dan belakangan menjadi penyanyi. "Semua mengalir apa adanya," katanya.

Tidak terasa, hampir 10 tahun Luna mengalir di pentas hiburan. Selama periode itu, ia memetik banyak pelajaran berharga. Salah satunya adalah soal basa-basi. "Dunia hiburan itu benar-benar seperti panggung sandiwara. Senyumnya sama artifisialnya dengan make up yang dipakai," ujar Luna.

Siang itu, dia "mempraktikkan" bagaimana senyum yang artifisial. Ketika itu, perbincangan terpotong karena ada beberapa perempuan yang ingin berfoto dengannya. Luna pun tersenyum manis dan melayani mereka satu per satu meski hari itu dia sedang gundah.

Apa tidak capek seperti itu?

"Ya, capeklah. Itu tidak sesuai dengan karakter saya yang sebenarnya. Saya ini bukan tipe orang yang peres (basa-basi dan berpura-pura). Tapi, lama-lama saya harus mengerti dan bertoleransi juga," kata Luna.

Dunia hiburan, lanjutnya, juga kejam. Persaingannya saling menjatuhkan. "Ada lho sahabat yang ternyata berusaha menjatuhkan. Kalau tidak hati-hati, kita bisa tergelincir," tuturnya.

Duh, siapa yang tega menggelincirkan orang secantik Luna! -- http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/27/04181265/izinkan.luna.jadi.manusia

Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan Izinkan Luna Jadi Manusia.

Mengurai Warna-warni Media Massa

Posted on 15.07 by putu


Kamis, 24 Desember 2009 | Di balik ingar-bingar persoalan bangsa yang mencuat sepanjang tahun 2009, media massa mampu mengukuhkan diri sebagai aktor yang memiliki peran sangat signifikan dalam mewarnai dinamika yang terjadi.

Memang, sulit untuk mengesampingkan kuatnya peran yang diusung media massa sepanjang tahun ini. Bahkan, bisa jadi akan teramat mudah untuk disimpulkan bahwa dari berbagai persoalan yang terjadi dalam tahun ini dengan spektrum pelibatan aktor-aktor lainnya yang berbeda-beda, media massa menjadi entitas yang paling menonjol.

Berbagai model kajian monitoring media massa, khususnya media cetak, yang dilakukan Litbang Kompas menunjukkan betapa kuat hubungan antara pemberitaan dan perhatian publik selama ini. Lebih dari sekadar itu, tampak pula kemampuan media dalam memengaruhi perhatian dan persepsi publik melalui topik-topik berita yang ditonjolkan sepanjang tahun ini. Interaksi antara media dan publik ataupun kekuatan media sendiri yang dimiliki pada gilirannyaâ€"dalam beberapa kasusâ€"secara langsung terbukti pula memengaruhi kebijakan publik (policy effects).

Kondisi semacam ini bagi media massa patut disikapi secara positif. Salah satu fungsi ideal media dalam upaya memengaruhi khalayaknya relatif terpenuhi. Apa yang menjadi "agenda media" sebagaimana yang mereka tonjolkan dalam pemberitaannya serta-merta telah menjadi "agenda publik" dan menjadi pula bagian dari "agenda pemegang kuasa". Namun, dalam setiap pemberitaan yang memengaruhi khalayak itu, patut pula dipertanyakan apakah memang media memiliki agenda dan mampu berperan sebagaimana dirinya sendiri?

Dua dimensi

Mencermati berbagai persoalan yang terjadi sepanjang tahun 2009, tak pelak bahwa wacana politik mendominasi pemberitaan media. Fakta ini ditunjukkan dari dominasi pemberitaan utama halaman muka (frontpage) enam surat kabar berskala terbitan nasional, yaitu Koran Tempo, Media Indonesia, Seputar Indonesia, Indopos, Republika, dan Kompas. Jika dipilah, sebenarnya terdapat dua persoalan besar yang menjadi arus utama pemberitaan, yaitu wacana perpolitikan seputar pemilu dan di luar isu-isu pemilu. Persoalan penegakan hukum, seperti kasus-kasus korupsi, ketidakadilan hukum, dan terorisme, maupun persoalan di luar hukum, seperti kasus bencana alam, merupakan representasi terbesar pemberitaan di luar isu pemilu.

Rinciannya, dari 7.524 berita straightnews dan features yang terpantau di halaman muka keenam surat kabar tersebut, isu pemilu sebanyak 1.473 berita (19,6 persen). Sementara untuk isu korupsi, termasuk dalam kategori ini berita tentang konflik KPK-Polri, terdapat 1.091 berita (13,4 persen). Beberapa isu besar, seperti terorisme, kriminalitas, dan bencana alam (gempa bumi), besarannya kurang dari 10 persen. Khusus untuk kategori pemberitaan kriminalitas lebih dari separuhnya terkait kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, yang dalam proses hukumnya melibatkan nama petinggi KPK, Antasari Azhar.

Tentu saja masih ada puluhan isu berita yang muncul lalu hilang dari halaman satu surat kabar nasional, sesuai dengan "agenda media" setiap surat kabar. Namun, bukan berarti sudah tidak diberitakan lagi. Biasanya bergeser ke halaman dalam pada rubrik-rubrik tertentu, yang relevan terkait isu yang diberitakan.

Menariknya, dari keseluruhan isi berita yang tersajikan tergambarkan pula dua pola pemberitaan yang terkait dengan kebijakan editorial keenam media itu. Pertama, terdapat keragaman (divergen) pola kebijakan editorial pemberitaan dari setiap media jika dikaitkan dengan pemberitaan mengenai pemilu. Dalam hal ini terdapat kecenderungan sebagian media yang condong menguatkan dan menegasikan kiprah para aktor ataupun parpol yang bertarung dalam arena pemilu. Di sisi lain terdapat pula media yang memberikan ruang kepada setiap peserta pemilu dan pada kesempatan lain mencoba "menjaga jarak" dari para peserta pemilu. Singkatnya, dalam urusan pemilu, selera warna editorial berbeda-beda.

Kedua, kondisi yang amat kontras ditunjukkan dalam wacana pemberitaan pascapemilu. Kecenderungan warna yang sama (konvergen) cenderung mendominasi pemberitaan. Kasus-kasus penegakan hukum, seperti korupsi dan ketidakadilan, tampaknya menyatukan media dalam warna kebijakan editorialnya sekalipun dalam intensitas dan kualitas yang beragam. Persoalan Prita Mulyasari yang dipersepsikan sebagai ketidakadilan dan pelanggaran kebebasan berekspresi, misalnya, menjadi ukuran adanya kesamaan warna pemberitaan. Begitu pun kasus yang mengaitkan unsur pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Dalam perjalanannya kedua kasus di atas semakin luas, bahkan memengaruhi perilaku publik berupa reaksi kolektif (collective reaction), sejalan dengan keberadaan jaringan media baru.

Ujian 2010

Menelusuri kasus-kasus yang terpublikasikan selama tahun 2009, baik isu pemilu maupun nonpemilu, sebenarnya apa yang menjadi agenda media tidak selamanya muncul dari hasil kreasi media itu sendiri. Dapat dikatakan teramat jarang kasus bermunculan akibat dari suatu penemuan media.

Kajian terhadap pemberitaan kasus-kasus terorisme, bencana alam, korupsi, kriminalitas, hingga berbagai peristiwa yang menjadi arus utama pemberitaan saat pemilu lalu menguatkan hal ini. Kondisi demikian tampaknya tidak banyak berbeda pula dari tahun-tahun sebelumnya, yang semakin mengukuhkan bahwa media massa selama ini lebih cenderung menjalankan peran sebatas pelaporan suatu peristiwa ketimbang menemukan dan mengangkat suatu persoalan.

Kondisi yang berlangsung selama ini tentu tidaklah ideal bagi media massa. Pasalnya, kekuatan media massa dalam menjalankan fungsi memengaruhi khalayak hanya berlangsung pada persoalan-persoalan yang terjadi dari luar dan bukan dari hasil suatu kreasi media itu sendiri. Menjadi persoalan besar jika pada suatu masa teramat minim peristiwa yang muncul untuk dipublikasikan. Pada saat semacam inilah media tidak lagi menjadi aktor yang berperan.

Apabila tahun ini media massa mampu berperan, tahun 2010 dapat menjadi tolok ukur sesungguhnya eksistensi media massa. Dalam situasi ketika tidak tampak lagi hajatan besar nasional seperti pemilu, kecuali Piala Dunia 2010, apakah media massa masih mampu mengukuhkan perannya dalam memengaruhi publik? Dengan mengandalkan isu-isu sensasional seperti konflik politik, skandal korupsi, dan terorisme, sekalipun tetap memiliki daya tarik, tidak pula terhindarkan dari kejenuhan publik. Terlebih jika pada akhirnya konflik yang terpublikasikan tiada berujung pada penyelesaian.(Litbang Kompas) -- http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/24/02512945/mengurai.warna-warni..media.massa

Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan Mengurai Warna-warni Media Massa.



Jakarta - Poros Wartawan Jakarta (PWJ) mengecam aksi pekerja infotainment yang melaporkan artis Luna Maya ke Polisi. Pekerja infotainment dianggap telah membunuh kebebasan berekspresi.

"Kami mengecam keras aksi para pekerja tersebut. Hal ini mengancam dan membahayakan kebebasan pers dan berekspresi untuk menyampaikan pendapat. Pekerja infotainment telah membunuh kebebasan berekspresi," ujar Ketua PWJ Wahyu Widodo di Posko PWJ, Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat (21/12/2009).

Menurutnya, UU ITE pasal 27 ayat 3 dan pasal 45 ayat 1 untuk menjerat seseorang karena hanya menuliskan opini di jejaring sosial seperti facebook dan twitter dinilai membahayakan kebebasan pers dan menyampaikan pendapat.

"Ini seperti kasus yang dialami oleh Prita Mulyasari. Wartawan yang berjuang melawan pasal karet ini malah seperti ditusuk dari belakang karena ulah pekerja infotainment," kata pria yang akrab disapa Widi ini.

"Ini mencederai perjuangan wartawan dan seluruh masyarakat yang ikut menolak undang-undang ini," tambahnya.

Lebih lanjut Wahyu mengatakan, PWJ mendorong, agar aparat penegak hukum tidak menggunakan ITE yang bersifat karet ini dalam menjerat seseorang.

"Melihat kasus Prita, harusnya pihak kepolisian bisa lebih bijaksana melihat ini," tuturnya. (fiq/mok)  -- http://www.detiknews.com/read/2009/12/21/212712/1263950/10/pwj-pekerja-infotainment-bunuh-kebebasan-berekspresi
Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan PWJ: Pekerja Infotainment Bunuh Kebebasan Berekspresi.



Minggu, 20/12/2009 19:45 WIB Anwar Khumaini - detikNews :: Dukungan pembebasan terhadap artis cantik Luna Maya dari jeratan UU ITE di dunia maya terus bertambah. Sejak akun di Facebook dibuka dua hari lalu, pendukung pacar mantan personel 'Peterpan' ini mencapai 12.600 pendukung lebih.

"Yang mengaku-ngaku berlabel wartawan, berlagak pembela kebebasan pers dan
menipu dengan gertakan palsu menggunakan UU Pers No.40 th 1999, sekarang
malah menikam," ketus salah seorang pendukung Luna Maya, Ndru Leu, seperti ditulis di dinding akun 'Bebaskan Luna Maya dari Jeratan UU ITE', Minggu (20/12/2009) pukul 19.20 WIB.

Akun tersebut dibuat oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia yang beralamat di Jl Kembang Raya No. 9 Jakarta Pusat.

"Simpati dan empati buat Luna. Sukses," demikian dukungan salah satu pendukung Luna Maya lainnya, Andini Wahyu Wedaringtyas.

Dukungan terhadap Luna Maya juga dilakukan oleh jurnalis Prestalk. Mereka membuat gerakan di situs jejaring sosial Facebook untuk membebaskan Luna dari UU ITE.

Namun jumlah pendukungnya lebih sedikit dibanding akun sebelumnya. Hingga pukul 19.30 WIB, tercatat jumlah pendukung baru mencapai 2.191 orang.

Luna Maya tersangkut kasus ini lantaran pernyataannya di jejaring sosial Twitter yang menyebut wartawan infotainment seperti pelacur. Luna Maya pun akhirnya dilaporkan ke polisi. Delik yang dijeratkan kepada Luna yakni pasal 27 ayat (3) UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Menurut pasal 27 ayat (3) UU ITE, setiap orang yang mencemarkan nama baik melalui media elektronik diancam hukuman penjara maksimal 6 tahun. Pasal ini dianggap berpotensi memberangus kebebasan berekspresi. (anw/her) --http://www.detiknews.com/read/2009/12/20/194510/1263166/10/dukungan-untuk-luna-maya-di-dunia-maya-terus-mengalir

Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan Dukungan untuk Luna Maya di Dunia Maya Terus Mengalir.

KPID Jatim Panggil 10 Televisi Nasional

Posted on 14.31 by putu


Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Provinsi Jawa Timur memanggil para pengelola 10 stasiun televisi nasional yang bersiaran di daerah itu.

"Selasa (15/12), 10 stasiun televisi swasta itu akan kami panggil ke kantor terkait penerapan sistem stasiun jaringan," kata Ketua KPI Daerah Jatim, Fajar Arifianto Isnugroho, di Surabaya, Senin kemarin.

Mereka akan dimintai pertanggungjawaban terkait komitmennya untuk menerapkan sistem stasiun berjaringan dengan batas waktu pelaksanaan pada 28 Desember 2009.

Ia menyebutkan, 10 stasiun televisi swasta yang akan dimintai pertanggungjawaban terkait komitmennya itu adalah RCTI, SCTV, Indosiar, Anteve, TPI, Metro TV, TV One, Trans TV, Trans 7, dan Global TV.

Dari 10 stasiun televisi swasta yang bersiaran di Jatim, hanya Metro TV dan TV One yang sudah menjalani Evaluasi dan Dengar Pendapat (EDP) sebagai prasyarat untuk bisa bersiaran di daerah.

Sementara itu SCTV, TPI, dan Global TV sudah mengajukan badan hukum lokal sebelum menjalani EDP di KPI Daerah Jatim.

"KPI pusat sebenarnya sudah memberlakukan sistem stasiun jaringan sejak 2007. Meskipun tertunda dua tahun, rekomendasi itu akan berlaku efektif, jika pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Informatika juga menunjukkan peran aktifnya dengan meminta stasiun televisi swasta nasional untuk membentuk jaringan di daerah," paparnya.

Menurut Fajar, hal itu merupakan amanat undang-undang, sehingga tidak ada alasan lagi bagi stasiun televisi swasta nasional untuk tidak menaati aturan itu karena sebelumnya KPI sudah memberi kelonggaran kepada lembaga penyiaran televisi.

Ia menyebutkan, penundaan pemberlakuan sistem stasiun jaringan ini disebabkan adanya tiga faktor penghambat, yakni regulasi, teknis, dan kelembagaan.

"Persoalan regulasi dikarenakan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya, karena adanya proses peninjauan kembali di MK (Mahkamah Konstitusi)," ucap mantan koresponden televisi swasta nasional itu.

Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran LPS mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya karena adanya "judicial review" di Mahkamah Agung (MA).

Sementara itu, kendala teknis, menyangkut keterbatasan infrastruktur ("transponder satelit, fiber optic, dan microwave") untuk menghubungkan induk atau anggota stasiun jaringan dengan stasiun relai di wilayah provinsi yang sama.

Untuk persoalan kelembagaan, diperlukan waktu dalam memisahkan aset perusahaan menjadi beberapa badan hukum yang berdiri sendiri, khususnya bagi lembaga penyiaran yang sudah "go public", memerlukan investasi yang besar untuk membentuk stasiun-stasiun penyiaran lokal.

Perlunya peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia di daerah, masih terbatasnya potensi pasar iklan lokal, dan belum tersedianya regulasi yang mendukung pelaksanaan sistem stasiun jaringan.

Terjadinya penundaan ini juga telah dituangkan dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 32 Tahun 2007 tentang Penyesuaian Penerapan Sistem Stasiun Jaringan.

Dalam Permen itu, juga dijelaskan mengenai rencana pembentukan tim yang bertugas melakukan pengkajian secara komprehensif penerapan UU Penyiaran, PP, dan UU terkait lainnya. Red/ST dari Formatnews -- http://www.kpi.go.id/?etats=detail&nid=1562
Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan KPID Jatim Panggil 10 Televisi Nasional.


Selasa, 15/12/2009 15:49 WIB - Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jakarta - Menyusul putusan kasasi MA, jajaran Direksi Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) menyatakan kembali memegang manajemen TPI. Direksi meminta semua pihak kembali membuka komunikasi dengan pihak manajeman.

"Operasional TPI berjalan normal kembali di bawah kendali dan otoritas penuh manajemen TPI yaitu Direksi dan Dewan Komisaris TPI," kata Dirut TPI Sang Nyoman Suwisma dalam jumpa pers di Menara MNC, Jl Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (15/12/2009).

Menurut Nyoman, sejak MA membacakan putusan pukul 10.15 WIB, maka fungsi kurator sejak 14 Oktober 2009 pun berakhir. Sejak saat itu, Direksi TPI sudah dapat bekerja normal kembali.

Nyoman juga mengatakan setelah keluarnya putusan MA, agar seluruh bank dan lembaga keuangan di mana TPI menjadi nasabah atau klien, membuka pemblokiran atau pengantian spesimen tanda tangan dari kurator kepada manajemen. Direksi pun meminta tanda tangan resmi pihak manajemen TPI diaktifkan.

"Kepada instansi pemerintah dan swasta untuk kembali mengadakan perikatan dan korespondensi dengan manajemen TPI. Seluruh kreditor, agensi dan stake holders mohon kiranya dapat menyampaikan perihal perikatan atau pun pembayaran kepada manajemen TPI," pungkas Nyoman.  (fay/nrl) -  http://www.detiknews.com/read/2009/12/15/154909/1260556/10/direksi-tpi-kembali-bekerja

Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan Kasasi Dikabulkan , Direksi TPI Kembali Bekerja.

Yang Terbaik di KPI Award 2008

Posted on 20.27 by putu


15-12-2009 :: Diawali dengan medley lagu nusantara serta gerak tari daerah, KPI Award dibuka pukul 19:37 WIB oleh pembawa acara Nico Siahaan dan Ersa Mayori. KPI Award  tahun ini adalah ajang untuk memberi penghargaan program televisi yang ditayangkan selama tahun 2008.

Yazirwan Uyun anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat dalam pidato sambutannnya mengatakan KPI award merupakan kerjasama KPI dengan Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI). Tahun ini, KPI memberikan penghargaan untuk 6 kategori terbaik, yaitu program dokumenter, berita investigasi, talkshow, program anak, sinetron lepas, dan pembawa acara talkshow terbaik. Program yang dinilai berasal dari 10 stasiun televisi swasta nasional dan 1 televisi publik,  "penilaian diberikan oleh juri yang kompeten di bidangnya dan berasal dari berbagai latar belakang, akademisi, profesional, dan tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki kredibilitas tinggi," ujar Yasirwan Uyun. Selain itu, pada acara ini KPI Pusat juga meluncurkan P3-SPS yang baru.

Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono yang turut hadir di acara tersebut, menyerukan agar semua pihak mendukung pemberian penghargaan untuk program televisi ini. Menurut Boediono, program televisi dapat berdampak positif dalam kehidupan masyarakat tetapi di lain pihak, televisi juga dapat memberikan dampak yang kurang mendukung dalam kehidupan bermasyarakat maka dari itu perlu ada yang mengawal. "Mengenai frekuensi, kunci utamanya adalah untuk kepentingan publik. Peran televisi begitu penting termasuk dalam mengawal demokrasi di negara ini, informasi yang diberikan harus akurat sehingga dapat mendukung kehidupan berpolitik. "Saya mendukung KPI karena tidak hanya memberi sanksi tetapi KPI juga memberikan apresiasi," ujar Boediono.

Berikut adalah para pemenang KPI Award 2008 :

No.

Kategori

Terbaik

Stasiun TV

1.

Program Berita Investigasi

Telusur : Sarjana Kilat 22 Juta Rupiah

TVOne

2.

Program Sinetron Lepas

Ya Guru Ya Seleb

SCTV

3.

Program Anak

Kepompong : Christmas Secret Angel

SCTV

4.

Program Dokumenter

Jendela : Sang Lentera Hidup

TPI

5.

Program Talkshow

Kick Andy: Sepotong Kaki Sejuta Harapan

MetroTV

6.

Pembawa Acara Talkshow

Rosiana Silalahi

SCTV


Sinetron Harus Bersih dari Kekerasan dan Pornografi
 
Acara KPI Award yang diadakan tiap tahun, merupakan penghargaan untuk  stasiun televisi yang telah melahirkan karya-karya terbaik mereka. Acara kali ini mengangkat tema "Yang Terbaik di Layar Kaca Kita"

Salah satu program yang dinominasikan adalah, Program Sinetron Lepas. Para juri KPI Award untuk program sinetron lepas adalah Arswendo (Juri KPI Award 2007), Ilya Revianti Sunarwinadi (Komisioner KPI Th 2003-2007 dan sekarang Ketua Departemen Ilmu Komunikasi) dan Pinckey Triputra (Juri KPI Award 2007, dan sekarang sebagai Koordinator Program Pasca Sarjana UI).

Tayangan program yang diberikan stasiun televisi, telah dipilih yang terbaik dan dinilai oleh Juri untuk masing-masing kategori.

Program ini merupakan program sinetron lepas terbaik dan tidak melanggar UU Penyiaran dan sesuai Penyiaran dan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) KPI" menurut Ilya salah satu juri program sinetron lepas.

Untuk keunggulan yang dinilai, Ilya mengatakan bahwa tayangan yang dipilih itu bersih dari unsur kekerasan, pornografi, serta eksplotasi anak dan perempuan. Selain itu "alur cerita pun merupakan poin penting untuk penilaian bahwa jalan cerita tidak keluar dari norma-norma yang melanggar".

Para Juri untuk sinetron lepas, telah menetapkan 3 judul yang dinominasikan, yaitu "Suatu Hari Yang Indah" Indosiar, "Ya Guru Ya Seleb" SCTV dan yang ke-3 adalah "Pahlawanku (Kisah Anak Nusantara).


Berita Investigatif harus Bongkar Kasus

Mantan Redaktur Pemberitaan SCTV yang juga Juri program Berita Investigasi KPI Award menilai secara kuantitas maupun kualitas, liputan investigasi di Indonesia masih rendah. Ada anggapan bahwa jika sudah menggunakan kamera tersembunyi (hidden camera) atau melakukan wawancara beruntun sudah termasuk liputan investigatif.

Padahal menurut Kuhon, ada tiga syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah liputan jika ingin menyandang sebutan investigasi. Pertama liputan tersebut harus membongkar sebuah kasus yang selama ini tertutup. Kedua, dampak atau magnitude isu yang ditimbulkan harus besar. Terakhir, liputan investigatif sedapat mungkin menyangkut kepentingan publik.

Kuhon mencontohkan jika seorang wartawan mengejar narasumber yang sulit di Afganistan namun wartawan tersebut tidak berhasil mewawancarai narasumber yang dituju.  Sebagai gantinya si wartawan dalam liputannya justru memuat cerita pengejaran narasumber yang sulit tersebut. Hal ini menurut Kuhon belum dapat dikatakan sebagai liputan investigatif.

Untuk itu, sebelum menonton dan menilai program yang dipertandingkan dalam kategori Berita Investigasi, Kuhon bersama dua Juri kategori berita investigasi  lain yaitu Redaktur Senior Tempo, Wahyu Muryadi dan Mantan Pemimpin Redaksi Kontan, Yopie Hidayat merumuskan kriteria penilaiannya.

Kuhon menjelaskan kriteria program berita investigasi dibagi menjadi tiga kelompok besar. Pertama adalah isi berita dengan bobot 40%. Isi berita ini dinilai dengan parameter magnitude, kelengkapan data, akurasi, jumlah narasumber, kompetensi narasumber, keseimbangan porsi berita, cover both side, dan tingkat kesulitan.

Berikutnya adalah estetika dengan bobot 30% yang terdiri dari penggunaan model pengganti, kualitas gambar, komposisi gambar, kejelasan audio atau suara, intonasi narator serta penggunaan grafik dan animasi. Yang terakhir menurut Kuhon, adalah etika, juga dengan bobot 30%. Etika yang dimaksud, sebuah liputan harus memperhatikan azas praduga tak bersalah, kerahasiaan jatidiri anak, bebas pelecehan, tidak menjijikan, sadistis, merangsang adegan atau perilaku kesusilaan, serta plagiasi.

Yang menarik kata Kuhon adalah penggunaan model.  Jika liputan tersebut tidak mendapatkan pelaku asli mendapat nilai positif dari segi estetika. Namun penggunaan model justru mendapat nilai negatif dari sisi etika. Persoalan etika inilah yang menjadi persoalan utama dalam dunia jurnalistik Indonesia. 

Beberapa contoh negatif yang diungkap Kuhon,  dalam beberapa program yang dinilainya terdapat program yang tidak merahasiakan identitas anak yaitu program berita pemerkosaan TKI dan pemberitaan mengenai anak pelaku teroris. Hal ini jelas melanggar prinsip kerahasiaan jatidiri anak.

Selanjutnya, Kuhon menjelaskan jika penilaian sudah dilakukan secara profesional maka diharapkan program KPI Award dapat merangsang pengembangan liputan investigasi baik dari sisi jumlah maupun kualitas. 

Program-program yang masuk dalam dinominasikan dalam kategori berita investigasi KPI Award kali ini adalah Reportase episode Geng Bocah SMA (Trans TV), Telusur episode Sarjana Kilat 22 juta (TV One) dan Sigi episode Ketika Laskar Turun ke Jalan (SCTV).

Kaum Marjinal jadi Sorotan Program Dokumenter

Secara umum, tema orang tidak berdaya menjadi tema utama program-program dokumenter yang dipertandingkan dalam KPI Award tahun ini.  

Menurut salahsatu Juri kategori program dokumenter KPI Award, Ilham Bintang, hampir seluruh program kategori dokumenter  yang diajukan untuk dinilai dalam KPI Award bercerita mengenai kelompok marjinal yang termasuk dalam 40 juta rakyat Indonesia yang tidak menikmati hasil pembangunan. "Contohnya adalah ada program yang bercerita mengenai nenek-nenek yang bekerja sebagai joki atau buruh gendong yang harus menempuh jarak 60 km dari tempat tinggalnya. Yang menarik adalah dia tidak hanya bekerja untuk dirinya sendiri, namun juga menghidupi cucunya".

Dia juga menyampaikan ada empat hal yang menjadi pertimbangan juri dalam memberikan penilaian. Keempat hal itu adalah gagasan atau tema cerita, teknis atau konsep visual, keseluruhan paket (packaging) dan premis atau nilai-nilai yang disampaikan.

Senada dengan Ilham, Juri program dokumenter lainnya, Tedjabayu juga menyampaikan bahwa secara teknis memang ada program lain yang lebih unggul dari sisi teknis pengemasan dan tingkat kesulitan. "Namun, kami (para juri) bersepakat untuk menitikberatkan pada gagasan yang bercerita mengenai kaum yang terpinggirkan", ujar Tedjabayu.

Ilham Bintang yang juga Pemimpin Redaksi C&R dan Tedjabayu, Deputi Direktur ISAI (Institut Studi Arus Informasi) telah bertugas memberikan penilaian terhadap 21 program dokumenter yang diajukan 11 stasiun TV untuk memperebutkan Program Dokumenter Terbaik versi KPI Award. Dari 21 program yang dipertandingkan, 4 program di antaranya tidak dinilai karena tidak memenuhi persyaratan program yang dipertandingkan. Selain Ilham dan Tedjabayu, program kategori dokumenter yang dipertandingkan dalam KPI Award kali ini juga dinilai oleh mantan Komisaris TVRI, Dimas Wahab.

Program yang masuk nominasi untuk kategori dokumenter adalah Program Eagle Award episode Prahara Tsunami Bertabur Bakau (Metro TV), Jendela episode Sang Lentera Hidup (TPI) dan Potret episode Mutiara dari Timur (SCTV).
http://www.kpi.go.id/?etats=detail&nid=1557 Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan Yang Terbaik di KPI Award 2008.

Televisi; Gendut Itu Lucu

Posted on 11.21 by putu


Minggu, 13 Desember 2009 | Tubuh subur menjadi tontonan di televisi. The Biggest Loser Asia menampilkan orang berberat 200-an kilogram yang siap di-"langsing"-kan.

Sesi penimbangan badan adalah momen menegangkan. Wajah Kevin Yue (27), peserta berbobot 215 kilogram asal Filipina, tampak cemas saat kakinya melangkah ke mesin penimbang. Ketika timbangan menunjukkan angka 201 kilogram, Kevin berteriak dengan emosional.

Hari itu Kevin menjadi peserta The Biggest Loser Asia (TBLA) yang berat badannya turun paling banyak, yakni 14 kilogram. "Saya belum percaya," kata laki-laki yang mengaku malu keluar rumah selama lima tahun terakhir karena tubuhnya terlalu tambun.

Berat badan memang menjadi isu sentral dalam program reality show yang ditayangkan Hallmark Channel ini (di Indonesia ditayangkan televisi berbayar First Media, Indovision, Telkomvision, dan YesTV setiap Selasa malam). Maklum, TBLA adalah reality show yang menantang 16 peserta bertubuh subur untuk menurunkan berat badan sebanyak-banyaknya. Dalam acara ini, peserta dibagi dalam dua kelompok yang bersaing.

Agar berat badan turun drastis, mereka digembleng pelatihan fisik minimal empat jam sehari di sebuah kamp di Malaka, Malaysia, seperti lari, shadow boxing, dan naik tangga. Peserta perempuan harus diet 1.200 kalori per hari dan laki-laki 1.500 kalori di bawah pengawasan ahli. Namun, mereka juga digoda dengan makanan enak.

Setiap minggu bobot mereka ditimbang. Tim yang kalah bersaing dalam menurunkan bobot total harus mengeliminasi salah satu anggotanya. Pada akhir kompetisi, peserta bersaing secara perseorangan. Peserta yang bobotnya turun paling banyak dinyatakan sebagai pemenang dan diganjar hadiah sebesar 100.000 dollar AS atau hampir Rp 1 miliar.

Drama dan konflik yang muncul selama peserta menjalani pelatihan dieksploitasi sedemikian rupa menjadi sebuah tontonan. Pemirsa bisa melihat peserta yang gemuk-gemuk itu kepayahan ketika meniti tangga, bertengkar satu sama lain, atau menangis bersama.

Sebagaimana reality show, acara ini juga mengungkap kisah hidup para peserta yang sebagian miris. Ada yang membenci diri sendiri, takut umurnya pendek, dikhianati suami, kehilangan pekerjaan, atau jadi bahan olok-olok. Semua itu lantaran tubuh mereka yang gemuk.

"Orang gemuk sering kali diasosiasikan sebagai orang lucu karena salah satu kelebihan kami adalah bisa menertawai keadaan kami. Namun, percayalah, hati kami menangis," kata Damietha Mataram (28), satu dari dua peserta asal Indonesia, Jumat (11/12).

Produser Eksekutif TBLA Riaz Mehta, Jumat, mengatakan, TBLA dibuat untuk menginspirasi jutaan penonton di Asia bahwa mereka pun bisa mengatasi obesitas dan hidup sehat serta panjang umur.

Sebelum dibuat dalam versi Asia, The Biggest Loser sudah disiarkan di Amerika Serikat sejak 2004 dan konon ditonton 11,8 juta penonton. Acara ini selanjutnya diproduksi di 25 negara dan ditayangkan di 90 negara.

Tubuh dan dagang

Reality show yang memiliki semangat "mengubah" tubuh, bahkan hidup orang, bukan hanya TBLA. Di Global TV pernah ada acara Be A Man yang ingin "mengembalikan" waria menjadi "laki-laki sejati" yang gagah dan macho. Caranya dengan menggojlok mereka di kamp pelatihan militer selama 14 hari. Acara tersebut telah tayang dua musim. Tahun 2009 Be A Man diputar pada periode 13 Maret-26 Juni.

Mengapa tubuh menjadi isu yang penting buat industri? Yasraf Amir Piliang dalam buku Dunia yang Dilipat mengatakan, dalam sistem budaya kapitalisme, tubuh dengan berbagai potensinya menjadi dasar (raison d'etre) setiap produksi komoditas.

TBLA melalui televisi menanamkan kesadaran (atau ilusi) kepada jutaan pemirsa tentang pentingnya memiliki tubuh langsing, bugar, dan menggemaskan seperti para model dan bintang sinetron, tentunya dengan embel-embel gaya hidup sehat.

Bersamaan dengan itu, mereka membuat produk penunjang, seperti buku, DVD, peralatan kebugaran, suplemen protein, serta produk kesehatan dan gaya hidup. Ini dagang, Bung. (BUDI SUWARNA) -- http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/13/03374699/gendut.itu.lucu

Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan Televisi; Gendut Itu Lucu.

Tentu semua pada suka dengan download mp3 gratis? namanya juga gratis ya pasti semua orang pada suka. Siapa ayo yang gak suka sama download mp3 lagu secara gratis? Memang banyak sekali blog mp3 download yang sekarang menjamur. Mereka memberikan konten yang sungguh terupdate secara sempurna.

Download lagu terbaru juga selalu ada di blog download-mp3-index-of.blogspot.com, yang pastinya sobat gak bakalan rugideh kalau datang dan download mp3 gratis. Lagu2 mp3 terbaru dari seantero jagat loh.

Tentu semua pada suka dengan download mp3 gratis? namanya juga gratis ya pasti semua orang pada suka. Siapa ayo yang gak suka sama download mp3 lagu secara gratis? Memang banyak sekali blog mp3 download yang sekarang menjamur. Mereka memberikan konten yang sungguh terupdate secara sempurna.

Download lagu terbaru juga selalu ada di blog download-mp3-index-of.blogspot.com, yang pastinya sobat gak bakalan rugideh kalau datang dan download mp3 gratis. Lagu2 mp3 terbaru dari seantero jagat loh.



Terkait dengan surat di Kompas (1/12) "Pemutusan Siaran Indovision" yang disampaikan oleh Bapak Irvan Graviana, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan. Permasalahan telah diselesaikan. Pada tanggal 1 Desember 2009, Bapak Irvan telah dihubungi dan diberikan penjelasan.

Saat ini tayangan sudah dapat disaksikan/dinikmati kembali.Handiomono Head of Corporate Communication PT MNC Sky Vision  --http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/12/04580082/rdaksi.yth

Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan Tayangan Sudah Dapat Dinikmati (Surat Pembaca).

Gadis Cantik dan Sexy

Posted on 19.02 by putu

Melihat gadis cantik sexy yang memakai pakaian mini pasti membuat kita menjadi ingin melihat kemolekan tubuh polos yang di miliki oleh cewek tersebut. Pernahkan anda membayangkan betapa sexy dan hot tubuh gadis cantik manis yang lagi di tutupi sehelai benang?

Wow, pasti itu kata yang pertama bakalan meluncur dari mulut anda ketika hal itu bisa bener2 terjadi. Mengapa gadis cantik sexy yang bugil bisa membuat kita merasa sampai sebegitunya? Memang hal yang patut untuk kita renungi bersama hal ini.

Apalagi kalau melihat artis cantik sexy yang rela mesum untuk mendapatkan popularitas yang dia inginkan. Bukankah itu merupakan hal yang sangat tidak masuk akal mencari ketenaran dengan bugil? Tapi bagi sebagian artis hal tersebut masuk akal.


[ Pengantar KameliaTV: Di luar aspek rasa keadilan, kasus koin untuk Prita Mulyasari memperlihatkan betapa media massa begitu powerful membangun simpati kepada sosok Prita. Setelah media massa memblow-up Prita, membanjirlah koin-koin simbol perlawanan ketidakadilan dari seantero penjuru Nusantara. Muasal koin, dari pemulung hingga pejabat negara ulung, mencerminkan kuatnya publik mendamba dunia peradilan mempertimbangkan rasa keadilan, bukan semata terpaku kaku pada teks-teks hukum acara. ]

Jakarta, Kompas - Prita Mulyasari (32) tak henti-hentinya menyatakan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena besarnya dukungan dan spontanitas yang ditunjukkan masyarakat Indonesia atas perkara yang menimpanya. Ketika dihubungi Selasa (8/12) malam, ibu dari dua anak berusia balita itu tidak pernah membayangkan aksi pengumpulan koin mendapat perhatian masyarakat seperti yang terjadi belakangan ini.

Prita mengaku selama ini tak pernah membayangkan akan mendapat dukungan besar dari masyarakat Indonesia. "Enggak pernah terbayang kalau dukungan masyarakat akan sebesar ini. Saya sangat berterima kasih untuk semua ini," ujar Prita.

Selasa kemarin Prita bertemu Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Jakarta. Pertemuan dipimpin Wakil Ketua DPD Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas.

Dalam pertemuan itu, DPD memberikan bantuan uang Rp 50 juta kepada Prita. Namun, bantuan yang dikumpulkan dari para anggota DPD tidak berupa uang koin seperti yang sedang dikumpulkan masyarakat banyak. Bantuan dari DPD dalam bentuk uang kertas.

Sebulan lalu, Pengadilan Tinggi Banten memvonis Prita agar membayar denda Rp 204 juta kepada Rumah Sakit (RS) Omni Internasional Alam Sutra, Tangerang Selatan, dalam perkara perdata. Prita saat ini mengajukan kasasi atas putusan itu.

GKR Hemas menuturkan, yang sedang dialami Prita sebenarnya juga banyak terjadi di daerah lain. Tentang kasus Prita, Hemas berjanji DPD akan mendatangi Menteri Kesehatan dan berbicara dengan pihak RS.

Kemarin, dukungan terpantau datang dari masyarakat Semarang, Yogyakarta, dan Cirebon.

Koalisi Jurnalis Perempuan Semarang membuka Posko Koin Peduli Prita hingga dua minggu ke depan. Aksi pengumpulan koin dilakukan di Jalan Pahlawan. Hingga Selasa siang, dana yang terkumpul Rp 612.660 dan 50 sen ringgit Malaysia.

Simpati masyarakat Yogyakarta terhadap kasus Prita pun cukup besar. Besarnya animo masyarakat tampak di pos Pengumpulan Koin Bagi Prita di Jalan Sultan Agung, Yogyakarta. Hingga pukul 11.00, koin yang terkumpul sebanyak Rp 1.482.800.

Sementara itu, Departemen Kesehatan (Depkes) telah membuat tim mediasi guna membantu penyelesaian kasus Prita. Tim telah bertemu kedua belah pihak secara terpisah.

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Selasa, mengatakan, tim mediasi Depkes telah bertemu pihak Prita dan RS Omni Internasional Alam Sutra secara terpisah. "Akan tetapi, belum ada keputusan. Saya belum dapat mengatakan hasil pertemuan karena masih dalam proses," ujar Menkes. (pin/now/ine/uti/wer/nit) -- http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/09/03595682/dukungan.buat.prita.kian.meluas

Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan Solidaritas, Dukungan buat Prita Kian Meluas.


Pada umumnya, konsumsi pemirsa untuk program serial (seperti sinetron)
lebih tinggi daripada untuk program hiburan (seperti reality
show, musik, kuis, komedi, dll) dan hal ini berlaku sampai dengan
semester pertama 2009. Tapi, di paruh kedua 2009, yang sebaliknya
justru benar, bahwa orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu
menonton program hiburan daripada serial, meskipun program serial
sempat memenangkan waktu pemirsa lagi di bulan Oktober.

Pada bulan November (sampai tanggal 21), waktu yang dihabiskan
untuk menonton hiburan kembali bertambah panjang. Empatbelas
jam untuk program hiburan, sedangkan 13 jam untuk program seri,
10 jam untuk film dan 7 jam untuk berita.

Di antara program hiburan, porsi tayang program reality show dan
musik adalah yang terbesar. Waktu pemirsa untuk menonton program
ini juga yang terpanjang, yaitu rata-rata 3-5 jam. Kedua program
itu kebanyakan ditonton oleh perempuan kelas atas. Mereka juga
menarik pemirsa dengan usia yang sama, yaitu 20+, tapi selain itu,
program musik juga meraih pemirsa yang lebih muda (15-19 tahun).

Dalam hal jumlah, jumlah penonton reality show lebih besar daripada
musik. Pada bulan November, reality show meraih rata-rata
1,9 poin rating (atau sama dengan 900 ribu orang), sementara
musik mendapat rata-rata 1,2 poin rating (atau hampir 600 ribu
orang). Pemirsa reality show juga cenderung lebih loyal dibandingkan
dengan musik di mana 61% dari pemirsanya menonton lebih dari
setengah durasi tayang program, sementara hanya 49% dari pemirsa
musik yang menonton lebih dari setengah durasi tayang program.

Meskipun pemirsa menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton
hiburan, jumlah pemirsa serial ternyata masih lebih besar daripada
hiburan. Rata-rata, program serial ditonton oleh lebih dari
satu juta orang berusia 5+, sementara program hiburan ditonton
oleh sekitar 600 orang. Loyalitas pemirsa terhadap program serial
juga lebih tinggi daripada hiburan. Enam puluh enam persen dari
pemirsa serial menonton lebih dari setengah durasi tayang program,
sementara hanya 54% dari pemirsa hiburan yang menonton
lebih dari setengah durasi tayang program.

Di antara semua program, serial masih memimpin perolehan penonton
terbanyak secara umum di bulan November. Tetapi, harus
bersaing ketat dengan program hiburan, khususnya reality show.

Namun, selama tahun 2009 (hingga November), reality show mendominasi
10 program teratas yang paling banyak ditonton bersamaan
dengan program acara khusus. Akankah tahun 2009 menjadi
tahun hiburan, khususnya reality show, seperti halnya tahun lalu?*

http://www.agbnielsen.com/Uploads/Indonesia/AGBNielsenNewsletterNov09Ind.pdf

Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan Hiburan vs. Sinetron: Siapa memenangkan waktu pemirsa?.


Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Jawa Timur (Jatim) siapkan anggota lakukan pengawasan ke 18 kabupaten/kota yang menggelar Pilkada pada 2010 mendatang. Pengawasan ini akan berkoordinasi dengan KPUD dan Panwas daerah masing-masing selama masa kampanye untuk meminimalisir pelanggaran Undang-undang Penyiaran, Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) KPI.

Fajar Arifianto, Ketua KPI Daerah Jawa Timur pada suarasurabaya.net, Senin (30/11) mengatakan dalam P3 dan SPS disebutkan lembaga penyiaran dilarang menyebarkan informasi fitnah, bohong, dan tidak netral. Panduan perilaku penyiaran yang normatif ini juga berlaku pada masa kampanye.

Pada Pilkada, kata Fajar, biasarnya KPUD punya pengaturan tentang kampanye, termasuk di lembaga penyiaran. Aturan ini, ujar Fajar, nantinya akan disinkronkan dengan P3 dan SPS yang bersifat normatif. Sedangkan aturan mengenai pengaturan kuota siaran untuk kampanye, jelas Fajar, tahun depan tidak akan diberlakukan sejak ada uji materiil di Mahkamah Konstitusi.

"Jadi, pengawasan di lembaga penyiaran pada Pilkada 2010 mendatang hanya bersifat normatif saja," paparnya.

Pengawasan akan dilakukan secara aktif dan pasif, yakni melakukan pemantauan secara langsung dan menindaklanjuti laporan dari masyarakat tentang adanya pelanggaran. Selanjutnya akan dilakukan klarifikasi terhadap lembaga penyiaran yang diduga melakukan pelanggaran.

Jika terbukti bersalah, kata Fajar, akan diberikan sanksi mulai dari sanksi administratif berupa teguran sampai dengan yang terberat yaitu rekomendasi tidak diperpanjangnya ijin penyiaran lembaga yang bersangkutan. Red/ST dari Suarasurabaya --http://www.kpi.go.id/?etats=detail&nid=1512

Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk postingan KPID Pelototi Lembaga Penyiaran Selama Pilkada di Jatim.

Tentu semua pada suka dengan download mp3 gratis? namanya juga gratis ya pasti semua orang pada suka. Siapa ayo yang gak suka sama download mp3 lagu secara gratis? Memang banyak sekali blog mp3 download yang sekarang menjamur. Mereka memberikan konten yang sungguh terupdate secara sempurna.

Download lagu terbaru juga selalu ada di blog download-mp3-index-of.blogspot.com, yang pastinya sobat gak bakalan rugideh kalau datang dan download mp3 gratis. Lagu2 mp3 terbaru dari seantero jagat loh.